Ibu Ungkap Kuku Mahasiswa – Kematian tragis seorang mahasiswa Universitas Lampung (Unila), Aga Trias Tahta, 19 tahun, saat mengikuti pendidikan dasar (diksar) UKM Pecinta Alam (Mapala) Cakrawala FISIP Unila, pada 29 September 2019, menyisakan luka mendalam. Kabar mengejutkan datang dari ibunda korban yang mengungkapkan bahwa kuku anaknya terkelupas pasca kegiatan tersebut.
Kondisi Fisik yang Memprihatinkan
Ibunda Aga menyatakan bahwa kondisi fisik anaknya sangat memprihatkan. Selain kuku yang terkelupas, terdapat luka lebam di tubuhnya. Hal ini menunjukkan adanya kekerasan fisik yang di alami oleh Aga selama kegiatan di ksar. Pernyataan ini menambah panjang daftar kasus kekerasan dalam kegiatan Mapala yang telah menelan korban jiwa.
Tindakan Panitia yang Dipertanyakan
Menurut keterangan panitia, kegiatan di ksar telah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Namun, kenyataannya, korban tetap meninggal dunia. Apakah SOP yang di terapkan sudah memadai? Ataukah ada kelalaian dalam pelaksanaannya? Pertanyaan-pertanyaan ini masih menggantung tanpa jawaban pasti.
Dampak Sosial dan Moral
Kematian Aga bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tetapi juga menjadi cermin bagi masyarakat tentang pentingnya pengawasan dalam kegiatan mahasiswa. Apakah kegiatan Mapala harus mengorbankan nyawa? Sudah saatnya kita menilai kembali esensi dari kegiatan tersebut dan memastikan bahwa keselamatan peserta menjadi prioritas utama.
Baca juga: https://smutlovequickies.com/
Harapan untuk Perubahan
Kasus ini harus menjadi momentum untuk perubahan. Institusi pendidikan harus tegas dalam mengawasi kegiatan ekstrakurikuler, terutama yang melibatkan risiko tinggi. Pendidikan karakter dan kedisiplinan tidak seharusnya di capai melalui kekerasan. Sudah saatnya kita beralih ke pendekatan yang lebih manusiawi dan berorientasi pada keselamatan peserta.
Kematian Aga Trias Tahta adalah tragedi yang tidak boleh terulang. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap kegiatan mahasiswa berlangsung dengan aman dan tidak mengorbankan nyawa. Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan penuh kasih sayang.